Si Jail membuat orangtuanya kalang kabut. Sudah semalaman dia tidak pulang ke rumah. Terlebih lagi, tidak ada kabar keberadaannya. Ponsel yang semestinya bisa dihubungi juga ditinggal di rumah.
Kedua orangtua Jail benar-benar tidak habis pikir mengapa anak lelaki mereka itu kabur. Mereka merasa hubungan dengan si anak sejauh ini baik-baik saja. Pikiran kalut terus menggelayut hebat. Yang paling menakutkan, "Jangan-jangan anak saya menjadi korban cuci otak untuk jadi pengantin bom bunuh diri yang sekarang lagi marak".
Demi memupus khawatir, mereka berkeliling ke beberapa tempat untuk mencari tahu. Dari rumah teman dekat, saudara dan tempat Jail biasa habiskan waktu main PS. Tetapi semua nihil.
Demi memupus khawatir, mereka berkeliling ke beberapa tempat untuk mencari tahu. Dari rumah teman dekat, saudara dan tempat Jail biasa habiskan waktu main PS. Tetapi semua nihil.
Fenomena di atas barangkali sudah ghalib di beberapa tempat, terlebih wilayah perkotaan. Akan tetapi menjadi sangat menghawatirkan ketika terjadi di pedesaan yang kurang terbiasa menemukan kenakalan remaja.
Bermain atau bahkan pergi dari rumah tanpa ijin, hanyalah contoh kecil ‘kenakalan remaja’ masa kini. Ibarat tindak kriminal, polisi paling banter menyebutnya tipiring alias tindak pidana ringan. Sementara pesta miras, narkoba, seks bebas dan menjadi pelaku kriminal bisa disebut kenakalan remaja ‘stadium lanjut’.
Pengangguran
Ketua Umum Forum Komunikasi Generasi Muda Geparang (GARDADEPAN) , Kecamatan Purwodadi, Purworejo, S. Raharj Aby M., SE mengakui adanya gaya hidup remaja masa kini yang kian tak jelas itu. “Sebenarnya semua pihak sepakat, bahwa salah satu sebab utama kenakalan remaja adalah pengangguran,” ujarnya berpendapat dalam sambutannya dalam acara malam tasyakuran HUT RI ke-65 di Balaidesa Geparang tanggal 16 Agustus silam.
Ketua Umum Forum Komunikasi Generasi Muda Geparang (GARDADEPAN) , Kecamatan Purwodadi, Purworejo, S. Raharj Aby M., SE mengakui adanya gaya hidup remaja masa kini yang kian tak jelas itu. “Sebenarnya semua pihak sepakat, bahwa salah satu sebab utama kenakalan remaja adalah pengangguran,” ujarnya berpendapat dalam sambutannya dalam acara malam tasyakuran HUT RI ke-65 di Balaidesa Geparang tanggal 16 Agustus silam.
Solusinya, menurut Aby, tidak mesti harus pekerjaan komersil. “Untuk mengalihkan pikiran negatif saat nganggur, bisa kita tawarkan kegiatan positif, olahraga atau pelatihan soft skill,” tandas Aby.
Organisasi Pemuda
Sementara itu, keberadaan organisasi pemuda menurut Aby Mafaza terbukti bisa meminimalisir kenakalan remaja. “Keberadaan organisasi pemuda dengan berbagai program berkesinambungan terbukti ampuh. Tetapi harus terprogram,” katanya mengingatkan. Kegiatan organisasi pemuda yang secara rutin dan terorganisir selain menarik, mengena, juga harus terprogram jelas. Seperti pepatah Arab kuno, “Hal baik yang tanpa program disiplin, jelas akan tersingkirkan oleh hal buruk yang terprogram,” lanjutnya berfilosofis.
Hal serupa juga diungkapkan tokoh masyarakat, Harjito, S.Pd. Kenakalan remaja dan tingkat emosional masa muda harus diimbangi dengan penyelesain yang cerdas dan terstruktur.
Potensi Lokal
Terkait program dan kegiatan organisasi, Harjito menekankan perlunya eksplorasi potensi lokal pemuda. “Saya yakin, setiap masyarakat dan pemuda di desa memiliki potensi terpendam yang bisa dikembangkan,” katanya memastikan. Dengan demikian, lanjutnya, setiap program kerja terlebih yang mengacu pada ketrampilan, benar-benar berangkat dari bawah, membumi dan mengena.
“Kalau program itu turunan dari pemerintah pusat atau daerah, ada kecenderungan tidak maksimal. Sangat berbeda kalau program merupakan usulan dari masyarakat (organisasi pemuda) yang diselaraskan dengan potensi yang ada,” ujar Harjito. Sayangnya, keberadaan Karang Taruna (dan organisasi pemuda lainnya) sejauh ini masih kurang diperhatikan dan monoton. Karang Tarua yang mendapat sokongan dari ADD (Alokasi Dana Desa) saja mandul, bagaimana yang swadaya. Sementara kenakalan remaja semakin menggurita.
Oleh karena itu untuk mensikapi fenomena tersebut FK GARDADEPAN berkomitmen akan bekerja semaksimal mungkin untuk menciptakan pemuda desa yang bermoral dan berestetika dan menjadi garda bangsa. FK GARDADEPAN menjadikan tokoh pewayangan “BAMBANG WISANGGENI” sebagai tauladan kawula muda masa kini. Lahirnya GARDADEPAN tidak jauh berbeda dengan kisah lahirnya Wisanggeni tersebut. Gardadepan lahir pada saat para masyarakat sudah tidak percaya lagi dengan keberadaan organisasi pemuda yang dirasakan mandul. Namun dengan semangatnya yang gigih akhirnya GARDADEPAN bias membuktikan bahwa kehadirannya sangat berguna bagi khalayak ramai. Cemoohan dan pandangan sinis dari para masyarakat yang hanya memandang sebelah mata kegiatan GARDADEPAN, dijadikannya sebagai kawah condrodimuka yang menggemblengnya menjadi organisasi yang tangguh dan sangat disegani oleh masyarakat, Jelas Aby Mafaza di sela-sela perbincangannya pada malam tasyakuran tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar