Loggo GARDADEPAN terdiri dari bunga teratai yang berada dalam sebuah lingkaran dan backgraund yang berwarna hijau tua. Di atas bunga teratai terdapat sembilan bintang berderet membentuk setengah lingkaran menyerupai payung. Backgraund berwarna hijau melambangkan kemakmuran yang merupakan tujuan utama orgnaisasi yang menginginkan sebuah kemakmuran semua anggotanya dan kemakmuran semua warga sekitarnya. Bintang adalah penerang dalam kegelapan yang memancarkan aura kedamaian dan keindahan, sementara angka sembilan meruakan angka tertinggi dalam perhitungan matematika, kata tertinggi adalah opsesi yang ingin dicapai organisasi. Bunga teratai adalah simbul ketidakterikatan karena organisasi ini adalah organisasi independen. Mengapa ketidakterikatan dilambangkan dengan bunga teratai? Marilah sejenak kita telusuri nilai filosofinya Bunga teratai Bunga teratai tumbuh pada kolam di daerah subur seperti Mesir Kuno, di Asia termasuk juga di Indonesia. Itulah sebabnya simbol ketidakterikatan bunga teratai hanya dikenal pada peradaban yang berkembang pada daerah subur dengan air yang berlimpah. Legenda dari Mesir Kuno menyebutkan bahwa Ra, Dewa Matahari lahir dari kelopak bunga teratai yang tumbuh dari air kekacuan. Dalam Budhis bunga teratai juga bermakna kemurnian pikiran, kemurnian ucapan dan kemurnian tindakan yang tumbuh dari dari air lumpur keinginan dan keterikatan. Tanaman teratai banyak dimanfaatkan untuk menghias kolam. Bunganya yang indah dengan dengan kelopak yang lebar membentuk lingkaran memancarkan aura kedamaian dan keindahan. Meskipun hidup di air, daun dan kelopak bunga teratai tidak pernah basah dan selalu dalam keadaan bersih. Daun teratai mempunyai kemampuan untuk membersihkan diri dari air dan kotoran yang menempel. Bagaikan daun bunga teratai yang berada di atas air dan tidak dibasahi oleh air, begitu pula GARDADEPAN ingin bekerja tanpa keterikatan dan menganggapnya sebagai persembahan, hidup tanpa noda dan tidak tercemari oleh dunia ini. GARDADEPAN yang bijak melepaskan segala macam keterikatan dan bekerja dengan sepenuh hati, pikiran, dan intelek tidak mengharapkan sesuatu dari pekerjaannya (sepi ing pamrih) demi kemaslahatan masyarakat sekitar. Teratai juga merupakan simbol perbuatan mulia di lingkungan yang penuh kekotoran. Sebagaimana kita ketahui bahwa teratai ditemukan dalam kolam berlumpur. Mereka tidak hidup dalam kolam yang airnya bersih. Walaupun demikian, dasarnya yang berlumpur tidak mempengaruhinya. Mereka tidak menjadi kotor. Mereka tumbuh keluar dari lumpur. Mereka mencari pencerahan sinar matahari. Maka seharusnya demikianlah kita. Kita tumbuh dan berkembang dalam lumpur dunia delusi dan kebodohan. Kita tidak dapat melakukan sesuatu tentang hal ini. Semua elemen pembentuk tubuh kita ada dalam lumpur dunia. Oleh karena itu kita harus berusaha untuk bisa menggali diri dari lumpur itu agar tetap bisa menjalani hidup ini yang tetap berpegang teguh pada kebenaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar